'/> Urgensi Dan Fungsi Filsafat Pendidikan Islam Makalah Filsafat Pendidikan Islam -->

Info Populer 2022

Urgensi Dan Fungsi Filsafat Pendidikan Islam Makalah Filsafat Pendidikan Islam

Urgensi Dan Fungsi Filsafat Pendidikan Islam Makalah Filsafat
Pendidikan Islam
Urgensi Dan Fungsi Filsafat Pendidikan Islam Makalah Filsafat
Pendidikan Islam

Urgensi dan fungsi filsafat pendidikan Islam


Urgensi dan fungsi filsafat pendidikan Islam Urgensi dan fungsi filsafat pendidikan Islam Makalah Filsafat Pendidikan Islam

A. Pendahuluan

       
         Secara etimologis, kata filsafat berasal dari bahasa arab falsafah, dalam bahasa inggris dikenal dengan istilah philosophy, yang semuanya berasal dari kata bahasa yunani philosophia. Yang arti aslinya ialah cinta kebijaksanaan. Ada juga yang beropini mengartikan Sophia dengan pengetahuan, dan orang yang suka atau cinta berfilsafat disebut philosophia atau failasuf dalam bahasa arab.
          Meskipun ada perbedaan arti secara bahasa namun intinya ketiganya mempunyai makna yang sama, yaitu dengan kebijaksanaan, pengetahuan, kearifan bisa menghalangi orang yang mempunyainya dari perbuatan-perbuatan yang rendah, sebab adanya keinginan yang mendalam untuk menjadi bijak.
         Dalam kamus umum bahasa Indonesia, kata pendidikan sendri berarti perbuatan (hal, cara dsb) mendidik. Selain pendidikan terdapat kata pengajaran yaitu cara (perbuatan dan sebagainya) mengajar atau mengajarkan. Sedang mengajar ialah member pengetahuan atau pengajaran.
        Dari rumusan diatas sanggup disimpulkan bahwa pendidikan merupakan acara yang dilakukan dengan sengaja, seksama dan berkala serta bertujuan yang dilaksanakan oleh orang dewasa, dalam arti mempunyai bekal ilmu pengetahuan dan ketrampilam menyampaikannya kepada anak didik, secara sedikit demi sedikit dan apa yang diberikan sedapat mungkin sanggup menolong kiprah dan kiprah anak di masyarakat, dimana mereka hidup kelak.[1]

 B.      Pembahasan

        Dalam pandangan Islam, pendidikan ialah pemberi corak hitam putihnya perjalanan hidup seseorang. Oleh sebab itu anutan Islam tetapkan bahwa pendidikan merupakan salah satu acara yang wajib hukumnya bagi laki-laki dan perempuan yang berlangsung seumur hidup sejak dari buaian hingga kematian datang.
Adapun hubungan antara filsaafat dan pendidikan ialah sebagai berikut:
·         Hubungan Filsafat dengan Pendidikan
      Filsafat pendidikan ialah ilmu yang pada hakekatnya merupakan tanggapan dari pertanyaan-pertanyaan dalam lapangan pendidikan, oleh sebab itu bersifat filosofis, dengan kata lain berfilsafat pendidikan pada hakekatnya ialah penerapan suatu analisa filosofis terhadap lapangan pendidikan.
      Hubungan antara filsafat dan pendidikan sepertinya tidak sanggup dipisahkan lagi, sebab kajian filsafat pendidikan harus menoleh kembali pada hakekat insan sebagai makhluk ciptaan Tuhan. Pertanyaan yang mengarah kepada pemikiran filsafat pendidikan yang berdasarkan Jacques Maritain dikutip kembali oleh Jalaluddin (1996: 16)berawal dari siapa kita, dimana dan kemana kita akan pergi, dikaji oleh konteks tujuan penciptaannya. Ketiga pertanyaan yang sederhana itu dihubungkan dengan fungsi dan hakekat insan sebagai makhluk ciptaan Tuhan. Dan kiranya arti inilah yang mendorong para filosof mengarahkan pandangan mereka pada konsep agama.
      Dengan demikian, menjadi terang bahwa filosof pendidikan yaitu seseorang yang memakai gaya filsafat dalam bidang pendidikan. Ia juga mempunyai pandangan pendidikan yang terang dan sejumlah prinsip serta keyakinan yang mempunyai nilai pelaksanaan dalam bidang pendidikan. Hubungan yang dekat antara filosof umum dan filosof pendidikan itu berpuncak pada hubungan yang dekat antara filsafat umum dan filsafat pendidikan. Filsafat pendidikan ialah pelaksanaan pandangan filsafat dan kaidah filsafat dalam bidang pendidikan. Filsafat tersebut mencerminkan satu segi pelaksanaan prinsip-prinsip dan kepercayaan yang menjadi dasar dari filsafat umum dalam menuntaskan duduk kasus pendidikan secara praktis. (Syaibany 1979:30).[2]
·         Tujuan Filsafat Pendidikan Islam
       Jika kita berbicara wacana tujuan pendidikan Islam, berarti berbicara wacana nilai-nilai ideal yang bercorak Islami. Hal ini mengandung makna bahwa tujuan pendidikan Islam tidak lain ialah tujuan yang merealisasi idealitas Islami. Sedangkan idealitas Islami itu sendiri pada hekekatnya ialah mengandung nilai sikap insan yang disadari atau dijiwai oleh dogma dan taqwa kepada Allah sebagai sumber kekuasaan yang mutlaq dan harus ditaati. (Arifin, 1993: 119)
       Filsafat pendidikan merupakan titik permulaan dalam proses pendidikan, juga menjadi tulang punggung kemana bagian-bagian yang lain  dalam pendidikan itu tergantung. Tujuan-tujuan pendidikan, kurikulum, metode mengajar, penilaian, manajemen dan alat-alat mengajar merupakan aspek pendidikan yang harus bergantung pada filsafat yang memberinya arah, memperlihatkan jalan yang dan meletakkan dasar-dasar dan prinsip-prinsip daerah tegaknya. Karena masyarakat yang akan kita bicarakan ialah masyarakat Islam yang sebagian besar anggotanya ingin melaksanakan dengan sempurna, dalam segala urusan kehidupan berusaha member corak Islam. Tujuan pokok tersebut ialah untuk pertanda bagaimana kita membina filsafat pendidikan yang mengambil asasnya dari prinsip-prinsip anutan agama Islam. (Langgulung, 1992: 23)
        Filsafat pendidikan Islam yang ingin dibina ialah yang memenuhi syarat-syarat dan prinsip-prinsip yang meliputi:
a)      Semua prinsip dan ideologi selaras dengan semangat aqidah Islam dan anutan Islam serta hukum-hukumnya.
b)      Relevan dengan budaya masyarakat Islam, nilai-nilai, cita-cita, tujuan, kebutuhan dan tuntutannya dalam pembangunan insan seutuhnya.
c)      Harus terbuka terhadap semua pengalaman insan sholeh, dimana ilmu itu merupakan barang yang hilang bagi orang mukmin, dimanapun ia temukan ia berhak memilikinya.

        Pada hakekaatnya, tujuan filsafat pendidikan Islam dengan tujuan anutan Islam ialah identik. Keduanya berasal dari sumber yang sama, yaitu al-Qur’an dan Hadis. Dari kedua sumber tadi timbul pemikiran-pemikiran mengenai masalah-masalah ke-Islam-an dalam banyak sekali aspek, termasuk filsafat pendidikan. Dengan demikian hasil pemikiran para ulama’ menyerupai seolah-olah Qiyas, syar’i dan ijma’adalah sumber sekunder yang intinya berasal dari kedua sumber pokok tadi yaitu Qur’ dan Hadis.[3]
·         Fungsi dan Urgensi Filsafat Pendidikan
v  Fungsi Filsafat Pendidikan Islam
       Namun demikian, uraian wacana fungsi filsafat pendidikan Islam tersebut memberi kesan terlalu umum dan abstrak. Fungsi filsafat pendidikan lebih konkrit lagi dijelaskan oleh Ahmad D. Marimba. Menurutnya bahwa filsafat pendidikan sanggup menjadi pegangan pelaksanaan pendidikan yang menghasilkan generasi-generasi gres yang berkepribadian Muslim. Generasi-generasi gres ini selanjutnya akan membuatkan usaha-usaha pendidikan dan mungkin mengadakan penyempurnaan atau penyusunan kembali filsafat yang mendasari usaha-usaha pendidikan itu sehingga membawa hasil yang lebih besar. Pendapat yang terakhir ini memberi petunjuk bahwa filsafat pendidikan Islam selain menjadi contoh bagi pendidikan dalam menghasilkan generasi yang Islami, dibutuhkan juga sanggup mendukung pengembangan konsep filsafat pendidikan Islam itu sendiri. Dengan demikian pendapat yang terakhir ini Nampak lebih mengorientasikan filsafat pendidikan pada upaya mendukung tercapainya tujuan pendidikan. Hal ini tidak terlalu salah, mengingat bahwa dari seluruh acara dan aspek pendidikan yang ada, pada kesannya memang diarahkan untuk mencapai tujuan pendidikan itu sendiri. Makara seseorang boleh saja mengorbankan atau merubah cara, tetapi dilarang begitu saja merubah atau mengorbankan tujuan pendidikan[4].

v  Urgensi Filsafat Pendidikan Islam
Dalam memilih suatu filsafat pendidikan, sekalipun dengan maksud sederhana mempunyai kepentingan yang sangat besar bagi setiap pendidikan yang berusaha kearah perbaikan, kemajuan dan bangunan dasar. Pendidikan tidak akan tumbuh, berkembang dan selaras dalam bidang kemajuan, selagi tidak bersandar pada pemikiran filsafat yang selalu disertai dengan perubahan pembaharuan dalam dunia yang selalu bertarung dengan ilmu dan teknologi.
Oleh sebab itu filsafat itu juga memperlihatkan citra wacana hingga dimana proses tersebut sanggup direncanakan dan dalam ruang lingkup serta dimensi bagaimana proses tersebut dilaksanakan selain itu ia juga menyampaikan bahwa filsafat pendidikan Islam juga bertugas melaksanakan kritik-kritik wacana metode-metode yang dipakai dalam proses pendidikan Islam itu serta sekaligus memperlihatkan pengarahan fundamental wacana bagaimana metode tersebut harus didaya gunakan atau diciptakan biar efektif untuk mencapai tujuan. Dari uarainya ini Muzayyain Arifin menyimpulkan bahwa filsafat pendidikan Islam itu seharusnya bertugas dalam tiga (3) dimensi yakni:
1) Memberikan landasan sekaligus mengarahkan kepada proses pelaksanan pendidikan yang berdasarkan anutan Islam.
2) Melakukan kritik dan koreksi terhadap proses pelaksanaan.
3) Melakukan penilaian terhadap metode dari proses pendidikan.

Dengan memperhatikan uraian tersebut sanggup diketahui ternyata    filsafat pendidikan Islam berfungsi mengarahkan dan memberi landasan pemikiran yang sistematik, mendalam, logis universal, dan radikal terhadap banyak sekali duduk kasus yang beroperasi dalam bidang pendidikan dengan menempatkan Al-Quran sebagai dasar acuannya. Dengan demikian, kalau dijumpai permasalahan yang terdapat dalam bidang pendidikan, maka cara penyelesaiannya yang ideal dan komprehensif harus dimulai dari tinjauan filosofisnya, sebab pemecahan yang ditawarkan filsafat pendidikan ini sifatnya menyeluruh, komprehensif, fundamental dan sistematis, sebagaimana
hal itu menjadi ciri khas dari pemikiran filsafat.[5]

C.      Penutup

Pada selesai makalah ini, kami mohon maaf yang sebesar-besarnya sebab makalah ini masih jauh dari taraf kesempurnaan, dan tidak lupa kami ucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu sehingga selesainya makalah ini dan semoga pembaca sanggup mengambil pesan yang tersirat dan mendapat apa yang terkandung di dalamnya, dan tujuan kami hanya untuk pembelajaran dan semata-mata hanya untuk mencari keridloan Allah.



[1] Adri efferi, filsafat pendidikan Islam, hal. 7-11
[2][2] Adri efferi, filsafat pendidikan Islam, hal. 16-17
[3] Ibid hal 18-20
[4] Al-Syaibany, Omar Mohammad Al-Toumy, Falsafah Pendidikan Islam, Hasan Langgulung, Jakarta: Bulan Bintang, 1979.
[5] http://www.google.com, kegunaan filsafat pendidikan islam: 08 desember 2008
Advertisement

Iklan Sidebar