Pengertian Drama Dan Unsur-Unsur Drama Tertidak Ada Yang Kurang

Pengertian Drama dan Unsur-unsur Drama Tertidak ada yang kurang - Mungkin sahabat sudah tak abnormal lagi dengan yang namanya drama. Drama ialah salah satu jenis seni pertunjukan baik secara eksklusif di panggung maupun tidak diatas panggung (drama korea, sinetron, film, dll). Saat ini drama telah menjadi suatu tontonan yang bermutu dan berkharisma meskipun ada beberapa yang diperuntukan tidak untuk anak-anak.

Di dalam drama terdapat pesan-pesan yang disajikan oleh pembuat naskah untuk para penonton semoga dalam menonton drama ada hal faktual yang sanggup diambil. Pesan-pesan bisa berupa saran, ajakan, dan lainnya. Drama juga merupakan seni pertunjukan yang sanggup menceritakan dongeng fakta maupun fiksi hasil karangan penulis naskah skenario.

Banyak drama di Indonesia yang mengusung tema dongeng rakyat ibarat malin kundang, sangkuriang, sejarah kemerdekaan dan yang lainnya. Hal tersebut menandakan bahwa drama banyak yang mengangkat dongeng zaman berlalu dan silam. Namun dengan kemajuan teknologi yang sangat pesat ketika ini drama sudah dikembangkan menjadi aneka macam bentuk ibarat film, film berseries dan yang lainnya yang tiruananya merupakan drama tidak langsung.

Unsur-unsur Drama

Unsur di dalam drama intinya terdapat dua jenis yaitu unsur intrinsik dan unsur ekstrinsik. Untuk ludang kecepeh jelasnya mari lihat klarifikasi di bawah ini.

1. Unsur Intrinsik

Unsur intrinsik ialah unsur yang terdapat di dalam drama dan berfungsi sebagai pembangun drama. Unsur intrinsik dibedakan menjadi beberapa komponen menurut fungsinya yaitu:

a. Tema

Tema merupakan hal pertama yang harus dipersiapkan sebelum menciptakan jalan cerita. Tema ialah gagasan utama atau garis besar dongeng yang akan dimainkan. Jika tema sudah ditentukan maka hal lainnya akan mengikuti ibarat judul, alur cerita, peranan tokoh, latar tempat, dan yang lainnya. Oleh sebab itu dalam pemilihan tema harus diupayakan dengan menentukan tema yang kiranya penonton sangat tertari pada tema tersebut.

b. Judul

Setelah tema ditentukan maka langkah selanjutnya ialah menentukan judul. Judul merupakan salah satu hal yang sangat penting di dalam sebuah drama maupun karya sastra lainnya ibarat novel, cerpen, essay dan sebagainya. Judul merupakan citra secara garis besar perihal dongeng yang akan dimainkan. Judul di dalam drama intinya sama dengan judul-judul karya seni lannya yaitu sanggup berupa alur cerita, latar tempat, sifat pemeran dan sebagainya. Judul yang baik akan menciptakan masyarakat tertarik untuk menontonnya. Dengan memasukan unsur viral di dalamnya maka judul tersebut akan menciptakan calon penonton semakin ingin tau untuk menontonnya.

c. Alur

Alur ialah jalan dongeng yang dirangkai sedemikan dupa semoga menjadi dongeng yang sistematis dan mempunyai keunikan di dalamnya, Alur harus disiapkan dengan sangat baik semoga bisa menciptakan para penonton terkesima knorma dan sopan santun menonton drama tersebut. Alur atau plot bisa dibentuk sekreatif mungkin semoga pesan dari dongeng tersebut sanggup diterima dengan baik oleh penonton. Terdapat beberapa jenis alur dongeng antara lain:

Alur maju, yaitu alur dongeng yang mengisahkan masa sekarang dan berjalan maju kemasa depan.
Alur mengundurkan diri , yaitu alur dongeng yang mengisahkan masa kemudian yang balasannya dirasakan pada ketika ini.
Alur campuran, yaitu alur dongeng penggabungan dari alur maju dan alur mengundurkan diri . Alur dongeng biasanya pada masa kemudian merupakan kumpulan dilema masa sekarang pembahasan akan dilema tersebut dan akan diselesaikan dimasa mendatang.

d. Tokoh

Tokoh ialah orang-orang yang akan memerankan tugas pada drama. Pemilihan tokoh harus ditentukan dengan baik semoga aksara tokoh yang akan diperaninya mempunyai kepaduan antara bentuk fisik, mimik wajah dan sebagainya. Adapun beberapa jenis tokoh antara lain.

Berdasarkan peran: Tokoh utama merupakan figur central yang ada di dalam cerita. Figuran ialah pemeran pembantu dalam dongeng untuk mendukung penguatan tugas pada tokoh utama.
Berdasarkan watak: Antagonis merupakan tokoh yang mempunyai sifat jahat, licik, dan turut andil menciptakan aneka macam konflik di dalam cerita. Protagonis ialah peranan yang memperankan tokoh yang selalu tertimpa konflik namun tokoh ini selalu mendapat simpulan dongeng yang menyenangkan.
Berdasarkan perkembangan: Tokoh tetap yaitu tokoh yang relatif tetap tak mempunyai perubahan sifat dari awal hingga simpulan cerita. Tokoh perkembangan yaitu tokoh yang mengalami perubahan sifat dan prilaku seiring terjadinya konflik di dalam drama tersebut.

e. Dialog

Dialog ialah percakapan yang dilakukan oleh masing-masing tokoh. Dalam bercengkrama pemeran dituntut melaksanakan bercengkrama dengan penuh penghayatan untuk masuk kedalam dongeng ibarat mimik majah dan nada bicara harus ditekankan semoga mendapat penghayatan yang tepat dari tokoh yang diperankan.

f. Konflik

Konflik ialah pertikaian, masalah, kontradiksi yang disajikan dalam sebuah drama yang sanggup membawa penontonnya bisa mencicipi apa yang ada di dalam dongeng tersebut. Konflik biasanya mulai terjadi di sepertiga pertama alur dongeng dan selesai pada simpulan cerita. Drama dengan konflik yang mendalam akan mendapat respon yang baik dari para penonton sebab penonton sanggup masuk dan mencicipi apa yang diceritakan dalam alur drama.

g. Latar

Latar ialah tempat berlangsungnya setiap percakapan atau bercengkrama. Latar juga meliputi tiruana peralatan dan pakaian yang dipakai pemeran pada drama tersebut. Pemilihan latar harus disesuakan dengan dongeng semoga terjadi kesinambungan antara alur cerita, konflik dan latar.

h. Pesan atau amanat

Amanat atau pesan merupakan hal yang harus disajikan di dalam drama semoga penonton sanggup mengambil intisari pesan yang disampaikan pada drama tersebut. Pesan sanggup berupa pesan-pesan moral ibarat prilaku yang baik harus diikuti dan prilaku yang jahat niscaya akan membawa bala dan tak boleh diikuti. Pesan pada sebuah drama biasanya sanggup dirasakan dari alur dan pemeran sajikan dalam dongeng tersebut.

i. Gaya Bahasa

Gaya bahasa ialah teknik pengucapan tokoh pada tugas atau tema yang disajikan pada drama tersebut. Gaya bahasa sanggup mengacu pada budaya, adat, kudang kecepeasaan, dan lain-lain. Misalnya pada drama yang mengisahkan kerajaan Sriwijaya maka pemerannya harus memilkiki gaya bahasa orang Sumatera Selatan begitupun dengan yang lainnnya.

2. Unsur Ekstrinsik Drama

Unsur ekstrinsik ialah aneka macam unsur yang berasal di luar, namun sangat menghipnotis alur dongeng yang ada di dalamnya dengan kata lain unsur ekstrinsik memperkuat unsur intrinsik dan bahu-membahu membangun dongeng yang kuat. Hal yang termasuk dalam faktor ekstrinsik antara lain ibarat faktor sosial, faktor politik, faktor ekonomi, faktor latar belakang pengarang, dan lain-lain. Maka dari itu, unsur ekstrinsik merupakan hal penting yang harus diperhatikan.

Menurut Wellek & Warren (1956) unsur ekstrinsik terbagi menjadi beberapa jenis sebagai memberikankut:

Kondisi pengarang ibarat sikap, keyakinan, dan pandangan hidup yang tiruananya itu menghipnotis karya sastra yang dibuatnya.
Kondisi psikologis, baik psikologis pengarang, psikologis pembaca, maupun penerapan prinsip psikologis dalam karya.
Keadaan lingkungan pengarang, ibarat ekonomi, sosial, dan politik.
Pandangan hidup suatu bangsa, aneka macam karya seni, agama, dan sebagainya.
Latar belakang kehidupan pengarang sebagai cuilan dari unsur ekstrinsik sangat menghipnotis karya sastra. Misalnya, pengarang yang berlatar belakang budaya tempat tertentu, secara disadari atau tidak, akan memasukkan unsur budaya tersebut ke dalam karya sastra.

Nah itu tadi sahabat pengertian dan unsur-unsur dalam drama. Semoga sanggup memberi manfaat dan semoga sukses.