'/> Pokok-Pokok Pembahasan Filsafat Pendidikan Islam -->

Info Populer 2022

Pokok-Pokok Pembahasan Filsafat Pendidikan Islam

Pokok-Pokok Pembahasan Filsafat Pendidikan Islam
Pokok-Pokok Pembahasan Filsafat Pendidikan Islam
Pokok-Pokok Pembahasan Filsafat Pendidikan Islam

A.PENDAHULUAN

Ruang lingkup filsafat pendidikan islam mengandung indikasi bahwa filsafat pendidikan islam telah diakui sebagai sebuah disiplin ilmu. Hal ini sanggup dilihat dari adanya beberapa sumber bacaan, khususnya buku yang menginformasikan hasil penelitian wacana filsafat pendidikan islam. Sebagai sebuah disiplin ilmu, mau tidak mau filsafat pendidikan islam harus memperlihatkan dengan terperinci mengenai bidang kajiannya atau cakupan pembahasannya. Muzayyin Arifin menyatakan bahwa mempelajari filsafat pendidikan islam memasuki area pemikiran yang mendasar, sistematis, logis, dan menyeluruh (universal) wacana pendidikan, yang tidak hanya dilatarbelakangi oleh pengetahuan agama saja, melainkan berdasarkan kita untuk mempelajari ilmu-ilmu lain yang relevan. Artinya persoalan-persoalan yang difikirkan meliputi hal-hal yang menyeluruh dan mengandung generalisasi bagi semua jenis dan tigkat kenyataan yang ada di alam ini, termasuk kehidupan umat manusia, baik di masa kini maupun di masa mendatang.  [1]
pada dasarnya ruang lingkup kajian Filsafat Pendidikan Islam bertumpu pada pendidikan Islam itu sendiri, baik menyangkut rumusan atau konsep dasar pelaksanaan maupun rumusan pikiran antisipatif mengatasi problematika yang dihadapi dalam pelaksanaan pendidikan Islam. Secara garis besar ruang lingkup Filsafat Pendidikan Islam meliputi kajian dan pembahasan mengenai, dasar dan tujuan, pendidikan, pesesrta didik, proses, strategi, pendekatan dan metode, kurikulum, lingkungan, sumber dan media, sistem evaluasi, sarana dan prasarana pendidikan Islam.



B. PEMBAHASAN

Pokok-pokok bahasan dalam kajian filsafat pendidikan islam yang dikehendaki berdasarkan al-Syaibany ialah merupakan pemikiran yang Islami mengenai pendidikan, bersifat mendalam, sistematis, dan universal yang dituangkan ke dalam suatu bentuk pemikiran atau konsep. Untuk mengetahui pokok-pokok bahasan filsafat pendidikan islam sebelumnya akan lebih baik kalau dimulai dari memahami makna Islam yang yang menempel dalam filsafat pendidikan islam, sebagai materi pengantar pada permasalahan ini.
Ruang lingkup filsafat pendidikan islam ialah masalah-masalah yang terdapat dalam acara pendidikan, ibarat kasus tujuan pendidikan, kasus guru, kurikulum, metode dan lingkungan.pemikiran yang melatarbelakangi disebut filsafat pendidikan islam. Karena itu didalam mengkaji filsfat pendidikan islam seseorang akan di ajak memahami konsep tujuan pendidikan, konsep guru yang baik, konsep kurikulum, dan seterusnya yang dilakukan secara mendalam, sistematik, logis, radikal, dan universal berdasarkan tuntutan anutan islam, khususnya al-Qur’an dan Hadits.[2]

Ø  Filsafat pendidikan yang bernuansa islam
Filsafat Pendidikan Islam ialah suatu aktifitas befikir menyeluruh dan mendalam dalam rangka merumuskan konsep, menyelenggarakan atau mengatasi banyak sekali problem Pendidikan Islam dengan mengkaji kandungan makna dan nilai-nilai dalam Al-Qur’an dan Al-Hadis.[3] Al-qur’an sebagai sumber filsafat islam, banyak sekali mengandung ayat yang mendorong penggunaan kebijaksanaan (ra’yu), bertafakkur dan perintah mengadakan penelitian. Hal ini mencerminkan bahwa secara normatif anutan islam telah menyerukan berfikir filosofis. Namun demikian, bukanlah berarti filsafat islam islam dan atau filsafat pendidikan islam itu mempunyai eksistensi yang benar-benar menyendiri dari daerah sistem kefilsafatan yang ada di dunia ini.[4]
Kenyataan historis tersebut di atas berimplikasi pada terciptanya tabiat keterbukaan filsafat pendidikan islam terhadap banyak sekali pemikiran kefilsafatan dalam dunia pendidikan pada umumnya. Sehingga sanggup diketahui bahwa yang menjadi objek kajian filsafat pendidikan pada umumnya menjadi objek pula bagi filsafat filsafat pendidikan islam baik secara material maupun formal.[5]

Pokok-pokok bahasan dalam filsafat pendidikan islam secara garis besar sanggup dikelompokkan kepada dua, yaitu berdimensi makro dan mikro.
Ø  Dimensi makro ruang lingkup pembahasan filsafat pendidikan islam
Pokok-pokok bahasan dalam filsafat pendidikan islam berdimensi Makro meliputi tiga duduk kasus besar kefilsafatan, yaitu ontologi, epistemologi, dan aksiologi. Filsafat pendidikan islam tentu saja harus memperlihatkan perhatian besar terhadap dimensi makro ruang lingkupnya. Karena dari situlah ditentukan perilaku fundamental yang bertitik tolak dari pandangan islam.
Secara ontologis, pendidikan islam ialah hakikat dari kehidupan insan sebagai makhluk yang cendekia dan berfikir. Jika insan bukan makhluk yang berfikir, tidak ada pendidikan,. selanjutnya, pendidikan sebagai perjuangan pengembangan diri insan dijadikan alat untuk mendidik selain manusia, tidak terkecuali diterapkan pada binatang.[6]
Sedangkan berdasarkan Al-Syaibani (1979:57-86) dalam membahas duduk kasus ontologi mengemukakan prinsip-prinsip yang menjadi dasar pandangan islam terhadap alam semesta, yaitu:
1.      Percaya bahwa pendidikan manusia, tingkah laku, dan akhlaknya tidak hanya terpengaruh oleh lingkungan sosial tetapi juga lingkungan fisikal(elemen-elemen alam semesta lain).
2.      Setiap wujud kealaman ialah yang selain Allah, yang mempunyai dua aspek, yaitu materi dan ruh.
3.      Keteraturan gerak alam merupakan bukti bahwa alam ditata dalam satu tatanan yang tunggal sebagai sunnatullah.
4.      Alam merupakan sarana bagi insan untuk meningkatkan kemampuan dirinya.
5.      Percaya bahwa alam bersifat gres (bukan qadim; dahulu).
6.      Akhirnya wajib diimani bahwa ada pencipta yang agung dari alam semesta ini, yaitu Allah SWT, maha esa dan tunggal dalam penciptaan, tepat dan bersi dari segala kekurangan.[7]
Epistemologi pendidikan islam ialah sumber-sumber pendidikan islam, sebagaimana telah ditegaskan bahwa al-Qur’an sebagai segala sumber aturan dalam anutan islam.[8] Pada duduk kasus epistemologi, al-Syailaby mengemukakan prinsip-prinsip sebagai berikut:
1.      Pengetahuan ialah merupakan alat kemajuan bagi individu dan masyarakat.
2.      Pengetahuan terbentuk berdasarkan kemampuan kebijaksanaan insan dengan pemberian penginderaan.
3.      Pengetahuan yang paling utama ialah pengetahuan yang berafiliasi dengan Allah, perbuatan dan makhluk-Nya.
4.      Pengetahuan yang hakiki ialah pengetahuan yang didasari oleh kaidah alasannya ialah sanggup memperlihatkan ketentraman batin.
5.      Mengimami bahwa pengetahuan hakiki ialah dimana terdapat keyakinan yang tegas dan rendah hati terhadap keagungan dan kekuasaan ilmu Allah SWT.[9]

Adapun prinsip-prinsip yang perlu ditegaskan mengenai aksiologi adalah merupakan patokan-patokan nilai-nilai etika dalam islam yang lalu dikenal dengan akhlak, yaitu:
1.      Akhlak merupakan kebiasaan yang baik
2.      Akhlak dipengaruhi oleh faktor waktu, tempat, kondisi masyarakat, sistim dan cita-cita.
3.      Akhlak harus sesuai dengan fitrah dan kebijaksanaan budi manusia.
4.      Akhlak mempunyai tujuan simpulan yang sama dengan tujuan simpulan anutan islam.
5.      Akhlak merupakan cerminan lahiriyah pengalaman anutan islam.
6.      Akhlak berintikan tanggung jawab terhadap amanat Allah .[10]

Ø  Dimensi mikro ruang lingkup pembahasan filsafat pendidikan islam
Pokok-pokok pembahasan dalam filsafat berdimensi mikro, yaitu pemikiran filosofis kependidikan yang meliputi pendidikan yang menyangkut proses pendidikan dikaitkan dengan faktor-faktor pendidikan yaitu meliputi pendidik, anak didik, dan alat-alat pendidikan atau sarana pendidikan.[11]
Yang dimahsud dengan perbuatan mendidik ialah seluruh kegiatan, tindakan atau perbuatan dan perilaku yang dilakukan oleh pendidik dikala menghadapi dan mengasuh anak didik. Pendidik ialah pelaku utama dalam memengaruhi anak didik dengan materi-materi pembelajaran sehingga gambaran pendidikan, salah satunya, ditentukan oleh pendidik.

Dalam filsafat pendidikan Islam, anak didik ialah objek para pendidik. Anak didik dilihat dari beberapa segi, yaitu dilihat dari usia anak didik, minat dan bakat, latar belakang kehidupan dan lingkungan keluarga, dan kondisi psikologinya. Kondisi-kondisi yang terdapat pada anak didik akan dijadikan barometer awal untuk memilih proses pembelajaran, terutama berkaitan dengan pengembangan pendidikan ke arah yang lebih aplikatif.[12]

Hasan Langgulung mengemukakan prinsip-prinsip pendidikan yang patut menjadi dasar pendidikan yaitu:
1.      Pendidikan islam merupakan perjuangan pengembangan seluruh aspek pribadi untuk menata hidupnya sehingga mempunyai kegunaan bagi masyarakat.
2.      Islam mengenai konsep pendidikan seumur hidup.
3.      Pendidikan islam dalam pengertiannya yang luas harus berinteraksi dengan konsep-konsep ilmu pengetahuan lainnya yang terkait ibarat pengetahuan sosial, ekonomi dan budaya, sehingga merupakan jalinan kolaborasi yang komplementer.
4.      Pendidikan islam bukanlah sekedar plajaran agama islam, melainkan meliputi keutuhan pengalaman yang menghendaki segala sesuatu disekolah, dengan dipadu oleh spirit islam.
Dari pembagian terstruktur mengenai ruang lingkup pembahasan filsafat pendidikan islam baik yang berdimensi makro maupun mikro diperlukan memberi dampak yang berpengaruh terhadap terhadap dasar pandangan filsafat pendidikan islam itu sendiri sehingga filsafat pendidikan islam sanggup dibedakan dengan filsafat pendidikan lainnya.
Dan selanjutnya sanggup dirasakan keberfungsiannya sebagai landasan bagi pelaksanaan sistem pendidikan islam yang kedalamannya mencankup tujuan yang dicapai, materi yang akan diberikan metode yang dipakai , cara-cara penilaian, pengaministrasian, dan faktor-faktor lain yang menyangkut masalah-masalah pendidikan. jadi filsafat pendidikan islam sebagai sebuah disiplin keilmuan dalam daerah ilmu pendidikan islam mengenai pendidikan. identitas islam yang bernuansa tauhid itu tidaklah eksklusif, melainkan bersifat fleksibel dan terbuka. Kedua sifat ini hendaknya dipertahankan untuk secara selektif membuka diri terhadap perkembangan-perkembangan gres (mutakhir) dalam filsafat pendidikan umum.

C. PENUTUP
Dari uraian diatas sanggup disimpulakan bahwa pokok-pokok filsafat pendidikan islam secara garis besar sanggup dikelompokkan menjadi dua, yaitu pokok-pokok bahasan yang berdimensi makro, meliputi tiga duduk kasus kefilsafatan yakni ontologi, epistemologi, dan aksiologi. yang kedua ialah pokok-pokok bahasan yang berdimensi mikro, yaitu pemikiran filosofis kependidikan yang menyangkut proses pendidikan yang meliputi pendidik, anak didik, dan alat-alat pendidikan.


DAFTAR PUSTAKA
Arifin, Muzayyin. Filsafat Pendidikan Islam. Bumi Aksara. Jakarta. 2005.
Basri, Hasan. Filsafat Pendidikan Islam. CV Pustaka Setia. Bandung. 2009.
Efferi, Adri. Filsafat Pendidikan Islam. Nora Media Enterprise. Kudus. 2011.
Nata, Abudin. Filsafat pendidikan islam. Logos wacana ilmu. Jakarta. 1997.
Syar’I, Ahmad. Filsafat Pendidikan Islam. Pustaka Firdaus . Jakarta.  2005.



[1]  Muzayyin Arifin. Filsafat Pendidikan Islam. Bumi Aksara. Jakarta. 2005. Hal 7
[2] Abudin Nata. Filsafat pendidikan islam. Logos wacana ilmu. Jakarta. 1997. Hal 16.
[3] Ahmad Syar’I. Filsafat Pendidikan Islam. Pustaka Firdaus . Jakarta.  2005.  hal.4
[4] Adri Efferi. Filsafat Pendidikan Islam. Nora Media Enterprise. Kudus. 2011. Hal 32
[5] Ibid. Hal 32-33
[6] Hasan Basri. Filsafat Pendidikan Islam. CV Pustaka Setia. Bandung. 2009. Hal 18
[7] Op. Cit. Adri Efferi. Hal 34
[8] Op. Cit. Hasan Basri. Hal 19
[9]Op. Cit. Adri Efferi. Hal 35-36
[10] Ibid. Hal 36
[11] Op. Cit. Adri Efferi. Hal 38
[12] Op. Cit. Hasan Basri. Hal 16
Advertisement

Iklan Sidebar