Makalah PERKEMBANGAN MASA REMAJA (12-21 TAHUN)
MAKALAH
Di presentasikan pada
Mata Kuliah: Psikologi Perkembangan
Dosen Pengampu: F xxxxxxx
Disusun Oleh:
1. Anida XXXXXXXX
2. Siti XXX
3. Muhammad XXXXX
SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI KUDUS
TARBIYAH/PAI
201XXX
PERKEMBANGAN MASA REMAJA (12-21 TAHUN)
A. Pendahuluan
Remaja sebagaimana yang dikatakan Musthafa fahmi yakni sosok insan yang belum matang. Remaja juga disebut sebagai usia pencarian identitas atau jati dir. Dalam proses pencarian jati diri (aku), remaja slalu mencoba dan mencoba apa yang cocok pada dirinya. Disamping itu, remaja juga mencari bentuk dirinya kelak dikemudian hari. Selama proses ini, remaja selalu berinteraksi dengan lingkungannya, baik lingkungan dalam bentuk jasmani atau rohani. Keberadaan lingkungan demikian dekatnya denga remaja sehingga apa yang terdapat dalam lingkungan akan dengan gampang diindra. Akibat dari keadaan ini maka dalam jangka panjang remaja akan terbentuk sesuai dengan lingkungan yang membentuknya.
Dalam kenyataan, lingkungan ada yang baik dan ada yang buruk. Lingkungan yg baik akan membentuk remaja menjadi baik, dan lingkunga yang jelek akan membentuk remaja menjadi buru pula. Peran lingkungan memang demikian besar dalam proses pembentukan remaja, disamping faktor hereditas. Sehingga remaja harus berilmu memilih dimana harus beraa, pada siapa harus berteman, bagaimana harus bersikap pada lingkungan yang tidak baik, ia harus menjadi apa dan siapa, dan bagaimana harus berbuat.
Dari sini, diharapkan campur tangan antara guru dengan murid atau orang bau tanah dengan anaknya.
B. Rumusan Permasalahan
1. Bagaimana perkembangan pada masa remaja?
2. Bagaimana kiprah perkembangan remaja?
C. Pembahasan
1. Perkembangan Masa Remaja
Menurut Golinko, kata “remaja” berasal dari bahasa latin yaitu adolescere yang berarti to grow atau to grow maturity. Banyak tokoh yang menawarkan definisi perihal remaja, Debrun, mendefinisikan remaja sebagai periode pertumbuhan antara masa kanak-kanak dengan dewasa. Sedangkan berdasarkan Papalia dan Olds, masa remaja yakni masa transisi perkembangan antara masa kanak-kanak dan masa cukup umur yang pada umumnya dimulai pada usia 12 atau 13 tahun dan berakhir pada usia simpulan belasan tahun atau awal dua puluhan tahun.[1]
Yang dimaksud dengan perkembangan yakni perubahan yang terjadi pada rentang kehidupan. Perubahan itu sanggup terjadi secara kuantitatif, contohnya pertambahan tinggi atau berat tubuh, dan kualitatif contohnya perubahan cara berpikir secara faktual menjadi abstrak. Perkembangan dalam kehidupan insan terjadi pada aspek-aspek yang berbeda. Ada tiga aspek perkembangan yang dikemukakan oleh Papalia dan Olds, yaitu:
a. Perkembangan fisik
Menurut Papalia dan Olds, perkembangan fisik yang dimaksud yakni perubahan-perubahan pada tubuh, otak, kapasitas sensoris dan ketrampilan motorik. Peubahan pada tubuh ditandai dengan pertambahan tinggi dan berat tubuh, pertumbuhan tulang dan otot, dan kematangan organ seksual dan fungsi reproduksi. Tubuh remaja mulai beralih dari tubuh kanak-kanak yang cirinya yakni kematangan. Perubahan fisik otak sehingga strukturnya semakin tepat meningkatkan kemampuan kognitif.[2]
Sedangkan berdasarkan Zigler dan Stevenson, pada mulanya, gejala perubahan fisik dari masa remaja terjadi dalam konteks pubertas. Dalam konteks ini, kematangan organ-organ seks dan kemampuan reproduktif bertumbuh dengan cepat. Baik anak pria maupun anak wanita mengalami pertumbuhan fisik yang cepat, yang disebut “growth spurt” (percepatan pertumbuhan), dimana terjadi perubahan dan percepatan pertumbuhan di seluruh pecahan dan dimensi badan. Secara garis besar, perubahan-perubahan tersebut sanggup dikelompokkan dalam dua kategori, yaitu perubahan-perubahan yang berafiliasi dengan pertumbuhan fisik dan perubahan-perubahan yang berafiliasi dengan perkembangan karakterisitik seksual.
Perubahan yang berafiliasi dengan pertumbuhan fisik meliputi[3]:
1) Perubahan dalam tinggi dan berat
Tinggi rata-rata anak pria dan wanita pada usia 12 tahun yakni sekitar 59-60 inci. Tetapi, pada usia 18 tahun, tinggi rata-rata remaja lelaki yakni 69 inci, sedangkan tinggi rata-rata remaja wanita hanya 64 inci. Tingkat pertumbuhan tertinggi terjadi pada usia sekitar 11 atau 12 untuk anak wanita dan 2 tahun kemudian untuk anak laki-laki.
Percepatan pertumbuhan tubuh juga terjadi dalam penambahan berat badan, yakni sekitar 13 kg bagi anak pria dan 10 kg bagi anak perempuan. Meskipun berat tubuh juga mengalami peningkatan selama masa remaja, namun ia lebih gampang dipengaruhi, menyerupai melalui diet, latihan, dan gaya hidup umumnya. Oleh sebab itu, perubahan berat lebih sedikit sanggup diramalkan dibandingkan dengan tinggi.
2) Perubahan dalam proporsi tubuh.
Seiring dengan pertambahan tinggi dan berat, percepatan pertumbuhan selama masa remaja juga terjadi pada proporsi tubuh. Bagian-bagian tubuh tertentu yang sebelumnya terlalu kecil, pada masa remaja menjadi besar. Hal ini terlihat terang pada pertumbuhan tangan dan kaki, yang sering terjadi tidak proporsional. Perubahan proporsi tubuh yang tidak seimbang ini menjadikan remaja merasa kaku dan canggung, serta khawatir bahwa badannya tidak akan pernah harmonis dengan tangan dan kakinya.[4]
3) Perubahan Pubertas
Pubertas (puberty) ialah suatu periode dimana kematangan kerangka dan siswa terjadi dengan pesat terutama pada awal masa remaja. Kematangan siswa merupakan suatu rangkaian dari perubahan-perubahan yang terjadi pada masa remaja, yang ditanadai dengan perubahan ada ciri-ciri seks primer (primery sex characteristics) dan ciri-ciri sekunder (secondary sex characteristics). Meskipun perkembangan ini biasanya mengikuti suatu urutan tertentu, namun urutan dari kematangan seksual tidak sama pada setiap anak, dan terdapat perbedaan individual dalam umur dari perubahan-perubahan tersebut.
Ciri-ciri seks primer memperlihatkan pada organ tubuh yang secara langung berafiliasi dengan proses reproduksi. Sedangkan ciri-ciri seks sekunder yakni gejala jasmaniah yang tidak eksklusif berafiliasi dengan proses reproduksi, namun merupakan gejala yang membedakan antara pria dan perempuan. (tumbuh kumis, dan janggut, jakun, pundak dan ada melebar).
b. Perkembangan kognitif
Menurut Piaget,seorang remaja termotivasi untuk memahami dunia sebab sikap pembiasaan secara biologis mereka. Dalam pandangan piaget, remaja secara aktif membangun dunia kognitif mereka, dimana informasi yang didapatkan tidak eksklusif diterima begitu saja ke dalam denah kognitif mereka. Remaja sudah bisa membedakan antara hal-hal atau ide-ide yang lebih penting dari wangsit dibanding wangsit lainnya, kemudian remaja juga menghubungkan ide-ide tersebut. Seorang remaja tidak saja mengorganisasikan apa yang dialami dan diamati, tetapi remajamampu mengolah cara berfikir mereka, sehingga memunculkan suatu wangsit baru.
Perkembangan kognitif yakni perubahan kemampuan mental seperti, belajar, memori, menalar, berfikir, dan bahasa. Piaget mengemukakan bahwa pada masa remaja terjadi kematangan kognitif, yaitu interaksi dari struktur otak yang telah tepat dan lingkungan sosial yang semakin luas untuk eksperimentasi memungkinkan remaja untuk berpikir abstrak. Piaget menyebut tahap perkembangan kognitif ini sebagai tahap operasi formal.[5] Tahap formal operations yakni suatu tahap dimana seseorang sudah bisa berpikir secara abstrak.[6]
c. Perkembangan kepribadian sosial.
Yang dimaksud dengan perkembangan kepribadian yakni perubahan cara individu berafiliasi dengan dunia menyatakan emosi secara unik; sedangkan perkembangan sodial berarti perubahan dalam berafiliasi dengan orang lain. Perkembangan kepribadian yang penting pada masa remaja yakni pencarian identitas diri. Yang dimaksud dengan pencarian identitas diri yakni proses menjadi seorang yang unik dengan kiprah yang penting dalam hidup.
Perkembangan sosial pada remaja lebih melibatkan kelompok sobat sebaya dibanding orang tua. Dibanding pada masa kanak-kanak, remaja lebih banyak melaksanakan acara diluar rumah menyerupai acara sekolah, ekstrakurikuler dan bermain dengan teman-teman. Dengan demikian, pada masa remaja kiprah kelompok sobat sebaya yakni besar.
Pada diri remaja, imbas lingkungan dalam memilih sikap diakui cukup kuat. Walaupun remaja telah mencapai tahap perkembangan kognitif yang memadai untuk memilih tindakannya sendiri, namun penentuan diri remaja dalam berperilaku banyak dipengaruhi oleh tekanan dari kelompok sobat sebaya.
Kelompok sobat sebaya diakui sanggup mempengaruhi pertimbangan dan keputusan seorang remaja perihal perilakunya.[7]
2. Tugas Perkembangan Remaja
Tugas perkembangan ada dalam setiap kehidupan. Tidak hanya untuk remaja namun dari bawah umur sampai cukup umur lanjut. Setiap tahap kehidupan memang telah mempunyai kiprah perkembangannya masing-masing. Tugas perkembangan remaja perlu diketahui pada remaja biar sanggup dijadikan contoh bagi masa berikutnya, yaitu masa cukup umur dan perlu diketahui pula oleh orang bau tanah dan guru biar sanggup membimbing putra-putri atau murid-muridnya untuk sanggup melewati masa-masa penuh topan tersebut dengan baik.[8]
Adapun kiprah perkembangan remaja, yakni sebagai berikut[9]:
1. Menerima kondisi fisik dan memakai tubuh secara efektif.
2. Dapat menjalin korelasi yang gres dan lebih matang baik dengan sobat sejenis atau lawan jenis.
3. Dapat mendapatkan kiprah jenis kelamin.
4. Mencapai kemandirian secara emosional, baik terhadap orang tua, maupun terhadap orang cukup umur lainnya.
5. Mempercepat karir dan kemandirian ekonomi.
6. Mempersiapkan diri secara fisik dan psikis untuk menikah dan menghadapi kehidupan berumah tangga.
7. Mengembangkan keahlian intelektual dalam hisup bermasyarakat.
8. Mencapai sikap sosial, yang bertanggung jawab, artinnya remaja diharapkan sudah bisa untuk ikut aktif dalam acara kemasyarakatan.
9. Memiliki nilai-nilai yang dipakai sebagai ajaran hidup.
Berhasil atau tidaknya seorang remaja menjalani kiprah perkembangan selain tergantung pada diri remaja itu sendiri, juga perlu didukung oleh orang bau tanah dan guru sebagai pembimbing mereka.
D. Kesimpulan
Perkembangan merupakan perubahan yang terjadi pada rentang kehidupan. Perubahan itu sanggup terjadi secara kuantitatif, contohnya pertambahan tinggi atau berat tubuh, dan kualitatif contohnya perubahan cara berpikir secara faktual menjadi abstrak. Ada tiga aspek perkembangan, yaitu: perkembangan fisik , perkembangan kognitif dan perkembangan kepribadian sosial. Tugas perkembangan remaja perlu diketahui pada remaja biar sanggup dijadikan contoh bagi masa berikutnya, yaitu masa cukup umur dan perlu diketahui pula oleh orang bau tanah dan guru biar sanggup membimbing putra-putri atau murid-muridnya untuk sanggup melewati masa-masa penuh topan tersebut dengan baik. Berhasil atau tidaknya seorang remaja menjalani kiprah perkembangan selain tergantung pada diri remaja itu sendiri, juga perlu didukung oleh orang bau tanah dan guru sebagai pembimbing mereka.
DAFTAR PUSTAKA
Choiron, Ah.. Psikologi Remaja. Yogyakarta: Idea Press Yogyakarta. 2011
Desmita. Psikologi Perkembangan. Bandung: Remaja Rosda Karya. 2013.
[1] Ah. Choiron. Psikologi Remaja. Yogyakarta: Idea Press Yogyakarta. 2011. Hal 51-52
[2] Ibid, hal 53
[3] Desmita. Psikologi Perkembangan. Bandung: Remaja Rosda Karya. 2013. Hal 190-232
[4] Ibid, Hal 191
[5] Ah. Choiron. Psikologi Remaja. Yogyakarta: Idea Press Yogyakarta. 2011. Hal 53
[6] Ibid, Hal 54
[7] Ibid, Hal. 56-58
[8] Ibid, Hal 60
[9] Ibid, Hal 61-63
Advertisement